Tuesday, March 6, 2018

Teater Mancanegara "Chinese Peking Opera"

Teater Mancanegara
Drama / teater adalah tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan di atas panggung yang menggabungkan berbagai unsure seni lain, seperti seni sastra, music, seni rupa dan seni tari, sehingga seni teater menjadi ajang bagi para seniman untuk bekerjasama dan mengekspresikan karya mereka melalui sebuah pertunjukkan menakjubkan seperti seni drama ini.

Drama / teater mancanegara diperkirakan dimulai sejak zaman Yunani purba ( 100 SM- 300 SM ) yang berkembang dengan pesat, namun pada saat Yunani jatuh ke tangan Romawi ( abad pertengahan ) seni teater mulai mundur.

Seni teater bangkit lagi setelah zaman Renaisans ( 1500 SM-1700 SM ) yang berkembang dengan gilang-gemilang di Inggris dan Prancis. Pada masa ini, muncullah pengarang besar seperti Wiliam Shakespeare dengan Romeo dan Julietnya, Hamlet dan Pedagang Venesia dsb dengan naskah puitis serta dialog yang panjang.

Pada era modern, teater berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Contohnya yaitu George Bernard Shaw ( Major Barbara, Man dan Superman, Caesar dan Cleopatra ), dll.
Sekarang Kita akan membicarakan tentang Seni Teater dari China yaitunya Chinese Peking Opera.

Chinese Peking Opera

 
Opera Peking, ada sejak tahun 1970 yang dikenal dengan nama jingxi atau jingju ( drama ibu kota ), namun lebih dikenal dengan nama Opera Peking. Drama ini dibuat di Beijing untuk peringatan ulang tahun ke-80 Kaisar Qianlong oleh para pemain dari provinsi Anhui. Drama ini menggabungkan lagu-lagu rakyat sekitar, dialek local, opera tepuk ( pemusik membuat ritme dengan memukul 2 batang kayu ), dan sejenis music yang disebut pihuang.

Naskah opera peking biasanya merupakan revisi dari drama zaju atau kunqu. Para pemain memiliki spesialisasi peran tunggal, yaitu
1.    Sheng ( laki-laki dan perempuan )
2.    Jing ( tokoh dengan wajah yang dilukis )
3.    Chou ( Pelawak )

Berikut adalah Analisis sebuah pementasan Chinese Peking Opera :
Pementasan opera peking ini kami bagi menjadi beberapa sekmen, karena Perbedaan  cirri-ciri dari pementasan tersebut, yaitu :

1.    Sekmen I :
Pementasan ini diawali dengan penampilan seorang Jing yang mengecat wajahnya dengan perpaduan warna krem, putih dan kuning yang dipadukan dengan pakaian ksatria china berwarna kuning. Jing ini melakukan beberapa seni bela diri dengan para pemain yang memakai pakaian ksatria berjubah sanin yang berjumlah kurang lebih 8 orang yang melawan jing dengan bendera yang mereka bawa masing-masing 1 buah.

2.    Sekmen II :
Jing melakukan seni bela diri dengan tokoh opera yang memakai pedang dan memakai rambut palsu berwarna biru dengan memakai pakaian ksatria China.

3.    Sekmen III :
Jing kemudian tampil dengan memakai sebuah besi berbentuk lingkaran dengan diameter lebih kurang 50 cm sambil melakukan seni bela diri dengan beberapa orang ksatria yang memakai 2 pedang dengan pakaian berwarna biru.

4.    Sekmen IV :
Kemudian Ksatria dengan rambut palsu berwarna biru tadi meloncat masuk ke dalam besi lingkaran yang dibawa oleh Jing secara bergantian dengan loncatan yang amat sulit dan indah. Pertunjukkan pada sekmen ini ditutup oleh para ksatria yang melakukan seni bela diri melompat yaitu dengan mengangkat kaki melewati kepala sampai kaki kembali tersentuh ke tanah / lantai.

5.    Sekmen V :
Pada sekmen ini, tokoh opera bertarung satu lawan satu, yang satu memakai pakaian ksatria berwarna biru dan yang satunya lagi memakai pakain berwarna silver. Mereka bertarung dengan memakai masing-masing 1 buah tongkat besi runcing, dengan gerakan bela diri yang lebih bervariasi sehingga tidak monoton dan tentu saja dengan lebih banyak kejutan.

6.    Sekmen VI :
Seorang Sheng Perempuan yang memakai pakaian ksatria china dengan perpaduan warna pink, putih dan hijau. Awalnya ia melawan 2 tokoh berpakaian ksatria silver dengan perisai berbentuk tempurung kura-kura di punggungnya. 2 tokoh tadi masing-masing membawa 2 buah tongkat pendek yang diatasnya ada bangun ruang berbentuk segi enam, sedangkan Sheng Perempuan tadi hanya membawa 1 tongkat besi panjang.

7.    Sekmen VII :
Seorang Sheng Perempuan memainkan pita panjang  dengan perpaduan warna biru tua dan merah yang dipegang dengan tongkat pendek. Pita ini lalu diputar-putar sehingga membentuk berbagai motif gelombang yang indah, awalnya Sheng Perempuan ini diiringi oleh beberapa orang prajurit yang melompat seperti yang dijelaskan pada Sekmen IV tadi.

Lalu pada akhir pertunjukkan muncullah prajurit-prajurit yang membawa bendera, sehingg pertunjukkan pada sekmen ini menjadi pertunjukkan yang paling menarik dibanding dengan sekmen lainnya.

Musik pengiring pada sekmen I sampai dengan sekmen VI hampir sama, yaitu dengan memakai opera tepuk yaitu ritme yang dibuat dengan memukul 2 batang kayu, kemudian barulah pada Sekmen VII, opera tepuk ini dipadukan dengan music modern khas china.

Kritik dan saran kami untuk Chinese Opera Peking ini adalah :

Pada Sekmen I – IV gerakan beladiri dan pementasannya memang agak sedikit monoton, terlebih pada sekmen III dan IV. Namun pada sekmen selanjutnya, gerakan beladirinya sudah mulai bervariasi dengan berbagai kejutan yang indah, tapi masih akan lebih bagus jika gerakan bela diri yang dilakukan itu lebih cepat, sehingga penonton akan lupa bahwa pementasan ini dilakukan dengan latihan yang lama melainkan dilakukan dengan spontan sehingga akan lebih berkesan di hati penonton.

Namun, pada umumnya Pementasan Chinese Peking Opera ini tergolong sukses dengan tepuk tangan yang amat meriah dari penontonnya.

0 comments:

Post a Comment