Friday, January 26, 2018

Keislaman Hamzah bin Abdul Muthalib

Keislaman Hamzah bin Abdul Muthalib


segalainfo.com/wp-content/uploads/2016/08/hamzah.png
Ia adalah orang dari keturunan bani Hasyim dan tokoh besar Quraisy. Tokoh yang disegani di wilayah Mekkah. Ia adalah seseorang yang teguh imannya, menaati apapun yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad S.A.W.

Bahkan ia rela mati syahid untuk mempertahankan agama Allah, rela untuk menjadi perisai melindungi keponakan tercintanya, Nabi Muhammad S.A.W. Dialah Hamzah bin Abdul Muthalib, Sang Singanya Allah.

Hamzah telah kenal akan kebesaran dan kesempurnaan keponakannya, tahu sebaik- baiknya akan kepribadian dan watak serta akhlaqnya. la tidak hanya mengenalnya sebagai seorang paman terhadap keponakannya semata, tetapi juga sebagai saudara terhadap saudaranya, dan sahabat terhadap teman sejawatnya. Sebabnya ialah karena Rasulullah dan Hamzah dari satu generasi, dan usia yang berdekatan. Mereka dibesarkan bersama, bermain bersama dan menjadi sahabat karib, serta menempuh jalan kehidupan dari bermula selangkah demi selangkah secara bersama-lama pula. Hanya memang, di waktu muda masing-masing mereka telah menempuh jalan sendiri-sendiri Hamzah mulai bersaing dengan teman-temannya untuk mendapatkan kelayakan hidup dan merintis Jalan bagi dirinya untuk beroleh kedudukan di kalangan pembesar-pembesar kota Mekkah dan pemimpin-pemimpin Quraisy. Sementara Muhammad tetap bertahan di lingkungan cahaya rohani yang mulai menerangi jalan baginya menuju llahi, serta mengikuti bisikan hati yang mengajaknya menjauhi kebisingan hidup untuk mencapai renungan yang dalam, serta mempersiapkan diri dalam menyambut dan menerima kebenaran. Dalam kondisi masyarakat yang menganut agama nenek moyang dan menyembah berhala, Muhammad tidak menganut hal tersebut, beliau termasuk dalam golongan Hanifiyah atau pengikut murni ajaran nabi Ibrahim.

Pagi hari itu, seperti biasa Hamzah keluar dari rumahnya. Disisi ka'bah didapatinya serombongan pembesar dan bangsawan Quraisy, lalu ia pun duduk bersama mereka, mendengarkan apa yang mereka percakapkan. Rupanya mereka sedang membicarakan Muhammad. Dan untuk pertama kali Hamzah melihat mereka diliputi rasa gelisah disebabkan oleh da'wah yang dilakukan oleh keponakannya. Dari ucapan mereka tersembur amarah murka, kebencian dan kedengkian Sebelum itu mereka tidak peduli atau pura-pura tidak peduli dan ambil pusing. Tetapi sekarang wajah- wajah mereka mengerikan, menyeringai karena berang dan kecewa serta hendak menerkam. Lama Hamzah tertawa mendengar obrolan mereka. Ia berpendapat bahwa tuduhan mereka keterlaluan dan salah tafsir.... Di saat itu Abu Jahal segera menegaskan kepada hadirin bahwa sebenarnya Hamzah paling tahu akan bahaya ajaran yang diserukan oleh Muhammad saw. Hanya ia menganggapnya enteng hingga Quraisy jadi lengah dan lalai. Kemudian nanti datang suatu saat di mana keadaan telah terlambat dan terbukalah baginya bahaya yang dibawa oleh keponakannya itu. Demikianlah mereka melanjutkan pembicaraan dalam suasana hiruk pikuk yang tidak luput dari ancaman, sementara Hamzah kadang-kadang turut tertawa dan kadang-kadang menampakkan wajah murka. Dan ketika pertemuan itu usai dan masing- masing meneruskan acaranya, kepala Hamzah pun dipenuhi fikiran dan perasaan baru, menyebabkan perhatiannya tertuju kepada urusan keponakannya dan mempertimbangkan kembali buruk baiknya.

Hari demi hari silih berganti, kini desas-desus itu berubah menjadi hasutan dan komplotan, sementara Hamzah memperhatikan suasana dari jauh. Ketabahan hati keponakannya itu amat mengherankannya, sementara usahanya yang mati-matian membela keimanan dan kelancaran da'wahnya, merupakan suatu hal yang baru bagi kaum Quraisy umumnya, walaupun sebenarnya mereka terkenal gigih keras kepala. Dan andainya ketika itu keragu-raguan dapat menggoyahkan kepercayaan seseorang tentang kebenaran Rasulullah dan kebesaran jiwanya, tetapi ia takkan menemukan jalan untuk mempengaruhi dan memperdayakan Hamzah.

Hamzah adalah orang yang paling kenal siapa Muhammad saw, semenjak masa kanak-kanak hingga waktu mudanya yang tidak bernoda, dan sampai usia dewasanya yang terpercaya. la kenal Muhammad saw. sebagaimana ia kenal akan dirinya, bahkan lebih dari itu lagi. Semenjak mereka lahir ke alam wujud, menjadi remaja dan sama-sama berangkat dewasa, di mana lembaran kehidupan Muhammad saw. Terbuka di hadapan matanya suci bersih laksana sinar matahari, tidak satu cacat pun dilihatnya pada lembaran itu. Tidak sekali pun dilihatnya ia marah atau naik darah, kecewa atau putus asa, apalagi menampakkan ketamakan dan keserakahan, berolok-olok atau berbuat hal yang sia-sia. Dan Hamzah bukan saja seorang yang menikmati kekuatan jasmaniah belaka, tetapi ia dikaruniai pula kekuatan kemauan dan ketajaman akal fikiran. Dari itu tidak wajar bila ia ketinggalan dan tak ingin mengikuti orang yang diketahuinya betul-betul jujur dan dapat dipercaya. Hanya saja hal itu dipendamnya dalam hati, menunggu saat yang tepat untuk membukakannya, yang waktunya telah dekat dan tidak akan menunggu lama.

Dan hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Hamzah keluar dari rumahnya menjinjing busur dan menujukan langkahnya ke arah padang belantara untuk melatih kegemaran dan melakukan olah raga yang amat disukainya yaitu berburu.
Ia amat mahir dalam hal ini Ada kira-kira setengah hari ia menghabiskan waktunya di sana, dan ketika kembali dari perburuannya ia langsung pergi ke Ka'bah untuk thawaf seperti biasa sebelum pulang ke rumahnya.

Setibanya dekat Ka'bah ia ditemui oleh seorang pelayan wanita Abdullah bin Jud'an. Dan demi dilihatnya Hamzah telah dekat, berkatalah pelayan itu kepadanya: "Wahai Abu Umarah, seandainya anda melihat apa yang dialami oleh keponakan anda Muhammad. Baru-baru ini Abu Hakam bin Hisyam, ketika mendapatkan Muhammad saw. sedang duduk di sana, di sakiti dan dimakinya, hingga mengalami hal-hal yang tidak diinginkan."

Lalu dilanjutkannya cerita mengenai perlakuan Abu Jahal kepada Rasulullah. Hamzah mendengarkan perkataannya dengan baik, kemudian ia menundukkan kepalanya sejenak, lalu membawa busur panahnya dan menyandangkan ke bahunya. Setelah itu dengan langkah cepat tetapi tegap ia pergi menuju Ka'bah dan berharap akan bertemu dengan Abu Jahal di sana. Dan jika tidak ditemuinya, maka pencarian akan dilakukannya di mana pun juga sampai berhasil. Tetapi belum lagi sampai di Ka'bah, kelihatan olehnya Abu Jahal di pekarangannya sedang dikelilingi oleh beberapa orang pembesar Quraisy. Maka dalam ketenangan yang mencekam, Hamzah maju mendapatkan Abu Jahal lalu menghadapnya dengan berani. Seketika itu juga orang-orang di sekeliling ka'bah terdiam, tertegun dengan tindakan berani Hamzah. 
"Kamu sudah menyerang orang-orang yang tidak bersenjata!." Seru Hamzah pada Abu Jahal.
"Karena mereka mengelu-elukan orang bodoh ini (Muhammad)." Jawab Abu Jahal.
"Lalu siapa yang paling bodoh sebenarnya sedangkan kalian tidak memberi dia hak bicara." Ucap Hamzah pada orang-orang di sekitar Ka'bah.
"Muhammad seorang penipu dan pembohong." Jawab Abu Jahal dengan tegas. Mendengar hal tersebut Hamzah lalu menampar Abu Jahal dan memukul dengan busurnya ke kepala Abdul Jahal hingga jatuh terpelanting serta mengalami luka.
"Lawan aku kalau berani! Hei kalian semuanya ada yang berani melawanku?!. Saya akan menjadi pengikut Muhammad." Seru Hamzah kepada semua orang yang berada sekitar di Ka'bah.
Tindakan berani inilah yang mengantarkan Hamzah tokoh besar Quraisy dari bani Hasyim pada jalan kebenaran. Ia tanpa ragu meninggalkan agama nenek moyangnya dan langsung mengucapkan dua kalimat syahadat dihadapan Rasulullah S.A.W.
"Wahai Muhammad, keponakanku.... Ketika saya mengarungi padang pasir di malam hari. Saya sadar bahwa Allah lebih Agung untuk diletakkan didalam Ka'bah. Maka aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah yang patut disembah. Dan engkau Muhammad, adalah utusanNya."
Dalam sekejap waktu orang-orang yang berada di sana lupa akan penghinaan yang baru menimpa pemimpin mereka dan darah yang mengalir dari kepalanya, terpesona oleh kata-kata Yang keluar dari mulut Hamzah yang tak ubah bagai bunyi halilintar di siang bolong yang diucapkannya untuk menyatakan bahwa ia telah menganut Agama Muhammad mengakui apa yang diakuinya dan mengatakan apa yang dikatakannya. "Apa....Apakah Hamzah telah masuk Islam?." Tanya mereka dengan penuh keheranan.

Dan seorang anak muda Quraisy yang paling gigih membela haknya serta yang paling mulia.
Sungguh suatu bencana besar yang tak dapat diatasi oleh bangsa Quraisy Keislaman Hamzah akan menarik perhatian tokoh-tokoh pilihan untuk sama-sama memasuki Agama itu, hingga Muhammad akan memperoleh tenaga dan kekuatan yang akan membela da'wah dan memperkokoh barisannya, dan di suatu saat nanti orang-orang Quraisy akan bangun tersadarkan diri, karena mendengar bunyi linggis dan tembilang yang menghancurleburkan berhala-berhala dan tuhan-tuhan mereka.

Memang tidak salah Hamzah telah masuk Islam dan di hadapan umum telah dikeluarkan simpanan hatinya selama ini, dan ditinggalkannya orang banyak itu merenungi kekecewaan dan kegagalan harapan mereka, dan dibiarkannya Abu Jahal menjilat darah yang mengucur dari kepalanya yang luka. Hamzah kembali memungut busur dengan tangan kanannya, dan menggantungkannya di bahu, lalu dengan langkah yang tegap dan hati Yang pekat pergi pulang ke rSelamatumahnya.

Itu dicatat dalam sejarah, bahwa itulah hari pertama ia masuk islam. Setelah itu, Hamzah langsung belajar resmi mengenai islam ke rumah Arqam bin Abi Arqam. Tempat para sahabat berkumpul dengan Rasulullah S.A.W.

Ada keajaiban yang diatur oleh Allah S.W.T. Karena Hamzah masuk islamnya 3 hari sebelum Umar bin Khattab masuk islam. Maka ini suatu pertolongan dari Allah. Allah selalu mempunyai rencana yang baik untuk muslimin. Ketika tahun 6 kenabian, kaum muslimin mengalami masa-masa yang sangat sulit. Dicaci maki, dihina, diintimidasi, bahkan ada yang disiksa. Bahkan nanti ada yang meninggal dunia karena mempertahankan agamanya. Saat itulah Allah menghadirkan orang penting bagi Islam yang membuat islam menjadi kuat. Hamzah masuk islam, 3 hari berikutnya Umar masuk islam. Maka seisi kota Mekkah berguncang, orang-orang bertanya. "Ko bisa Hamzah dan Umar masuk Islam?." Tanya mereka penuh dengan keheranan.

Hamzah dan Umar, 2 orang pemuda ini adalah pemuda yang dikenal dengan keberaniannya, kehebatannya, serta kepemimpinannya. Maka tidaklah heran ketika mereka masuk islam semua orang di kota Mekkah berguncang penuh dengan tanda tanya. Dan ada satu hal lagi rencana yang disiapkan Allah. Bahwa ketika Umar bin Khattab hendak datang ke rumah Arqam bin Abi Arqam, mencari Nabi dan ingin masuk islam. Seluruh sahabat pada saag itu menghindar ketakutan, maka kemudian Hamzah yang berani untuk menghadapi umar. 
"Ada apa dengan kalian?" Tanya Hamzah pada para sahabat.
"Umar datang." Jawab sahabat dengan penuh ketakutan.
"Kenapa kalian harus takut, kita lihat Umar apa maunya, kalau Umar maunya baik, kita akan sambut dengan baik, tapi kalau dia berbuat jahat, kita bunuh dia." Jawab Hamzah.
Inilah karunia yang diberikan oleh Allah bahwa sebelum datangnya Umar, telah disiapkan Hamzah untuk menyambutnya.
Wallahualam

0 comments:

Post a Comment